Prev : Hukum Newton II tentang Gaya
Bayangkan suatu kendaraan yang berada pada keadaan mati. Pertanyaannya adalah, kapankah kendaraan tersebut akan bergerak? Jawabannya adalah tentu saja hingga kendaraan tersebut digerakkan, baik oleh mesin, manusia, maupun gravitasi. Dari sini dapat kita katakan bahwa mobil akan terus diam hingga digerakkan. Ini disebut sebagai inersia, atau kecenderungan benda agar tetap berada pada kedudukan awal.
Konsep inersia ini pada dasarnya sudah ada sejak zaman Aristoteles, salah satu filsuf dari Yunani. Aristoteles mengatakan bahwa benda akan tetap diam sampai ada gaya/paksaan yang bekerja. Ini mengimplikasikan bahwa ketika suatu benda yang bergerak dengan suatu kecepatan awal, maka ketika benda tersebut tidak diberi gaya, benda tersebut lama-kelamaan akan berhenti. Sebagai contoh, sepeda yang tidak diayuh ketika bergerak lama-lama akan berhenti karena tidak ada gaya yang bekerja. Tidak ada yang salah dengan hal ini, karena Aristoteles pada jaman itu tidak percaya adanya ruang hampa, serta ilmu astronomi belum berkembang seperti halnya pada zaman Galileo, sehingga asumsinya hanyalah bahwa tiap ruang yang ada di alam semesta terdapat udara, sebagaimana dengan apa yang dipercaya pada zaman itu dimana udara merupakan salah satu elemen dasar dalam alam semesta, diikuti oleh angin, tanah, dan alam.
Ribuan tahun kemudian pada abad ke 17 masehi, Ilmuwan bernama Galileo Galilei yang bergerak dalam bidang astronomi, menggagas bahwa benda yang bergerak akan terus bergerak sampai ada yang menghentikannya. Jadi, apabila tidak ada gaya gesek udara, benda yang dilempar akan terus bergerak selamanya. Dengan demikian, walaupun kedua teori tidak ada yang salah, teori Galileo berkontradiksi dengan teori Aristoteles. Ini disebabkan karena teori Aristoteles mengasumsikan bahwa tidak ada yang dinamakan ruang hampa, sedangkan teori Galileo memperhitungkan pergerakan bumi pada tata surya, dimana bumi terus bergerak walaupun tidak ada gaya yang bekerja pada bumi, sehingga membuktikan adanya ruang hampa.
Disinilah Isaac Newton pada abad yang sama memformulasikan teorinya tentang inersia. Beliau menggabungkan teori Aristoteles dan Galileo terkait dengan inersia, dimana benda akan tetap pada kedudukannya hingga ada gaya yang bekerja padanya, dan dikenal saat ini sebagai hukum Newton I. Kata “kedudukan” dalam hal ini dapat berarti apakah benda tersebut diam atau bergerak dengan kecepatan tertentu, sehingga dapat mewakili kedua teori sebelumnya.
Next : Impuls