Di era digital saat ini, manusia tidak bisa terlepas dari yang kita kenal sebagai listrik. Berkat listrik, kita dapat melakukan banyak hal lebih mudah, seperti belajar, berkomunikasi, dan kita juga bisa berbisnis dengan orang banyak tanpa harus melakukan tatap muka, terutama pada situasi pandemi saat ini ketika artikel ini dibuat. Namun, bagaimana listrik ini dihasilkan? Dalam artikel ini kita akan membahas secara singkat jawaban dari pertanyaan tersebut.
Arus listrik terjadi karena adanya pergerakan suatu partikel yang dikenal sebagai elektron. Dalam bahan-bahan yang dapat menghantarkan arus listrik (konduktor) seperti kawat tembaga, elektron-elektron di dalamnya bebas bergerak secara acak. Tanpa adanya penggerak eksternal, elektron-elektron tersebut akan melakukan gerakan yang pada akhirnya kembali ke titik asalnya (seperti gerakan kanan-kiri-kanan-kiri) sehingga tidak ada arus listrik. Namun, apabila ada suatu penggerak seperti baterai, maka gerakan elektron-elektron tersebut akan terarah menuju kutub positif baterai, sehingga arus listrik dapat dihasilkan.
Kuat lemahnya arus listrik ini bergantung pada parameter yang dikenal sebagai hambatan. Parameter ini menentukan tingkat kesulitan pergerakan elektron-elektron dalam lintasannya dan nilainya berkaitan pada bahan penghantar. Bahan yang sulit menghantar arus listrik memiliki nilai hambatan yang tinggi. Dalam kondisi ini, elektron-elektron akan bertumbukan dengan molekul-molekul lain, sehingga arus listrik yang dihasilkan menjadi lebih rendah. Terlebih lagi, pada bahan-bahan yang tidak dapat menghantarkan listrik seperti kertas dan udara, nilai hambatannya akan menjadi sangat tinggi, sehingga arus listrik tidak dapat dihasilkan.
Dalam elektronika, komponen-komponen yang berguna untuk mengatur besar arus listrik adalah resistor. Resistor ini dapat dipasang sepanjang lintasan gerakan elektron (seri) untuk mengurangi besar arus listrik yang mengalir dalam lintasan atau rangkaian listrik. Namun, apabila resistor dipasang sejajar dengan lintasannya (paralel), maka besar arus listriknya akan bertambah.
Selain hambatan, besar dorongan yang menggerakkan elektron-elektron ini juga mempengaruhi besar arus listriknya. Dorongan ini umumnya dikenal sebagai tegangan, yang dihasilkan akibat adanya perbedaan potensial antara kutub positif dan negatif yang tertera pada sumber dorongan tersebut, terutama jika sumber tersebut adalah baterai. Elektron dapat bergerak ke arah kutub positif baterai akibat adanya suatu interaksi yang disebut sebagai gaya Coulomb, yaitu ketika kutub positif baterai menarik elektron menjauhi kutub negatifnya.
Penjelasan lebih lanjut dapat dilihat pada link berikut: