
Sejak kelahirnya di tahun 2008, Bitcoin telah menuai banyak kritikan dari banyak orang. Para pengusaha seperti Warren Buffet, Bill Gates, hingga ahli ekonomi seperti Paul Krugman mengomentari entitas ini dari beragam bidang, mulai dari bidang energi maupun masa depannya[1]. Namun, bagaimana sebenarnya cara kerja Bitcoin ini?
Apa itu Bitcoin?
Bitcoin adalah salah satu bentuk dari cryptocurrency. Definisi dari cryptocurrency itu sendiri bermacam-macam. Namun, secara garis besar cryptocurrency adalah suatu mata uang virtual dalam sistem transaksi yang terdesentralisasi, sehingga tidak ada hukum yang ditegakkan di dalamnya[2][3].
Sifat dari Bitcoin ini sangat anonim jika dilihat dari hampir segala sisi. Saking anonimnya, tidak ada yang mengetahui dengan pasti siapa yang menemukan Bitcoin ini. Sekalipun banyak yang mengetahui bahwa seseorang yang bernama Satoshi Nakamoto adalah penemunya, fakta ini belum terkonfirmasi dengan jelas siapa beliau sebenarnya[4].
Terlepas dari itu, sebenarnya ada poin penting yang menyebabkan sistem Bitcoin ini anonim atau terdesentralisasi. Dalam white paper-nya, Nakamoto menegaskan bahwa transaksi elektronik harus dilakukan tidak lagi dengan mengandalkan kepercayaan, melainkan dengan bukti kriptografis[5].
Dengan kata lain, dua belah pihak (pemberi dan penerima) harus bisa melakukan transaksi tanpa ada campur tangan dari pihak ketiga, seperti halnya seseorang membeli buah di pasar dengan uang kartal. Nakamoto memiliki beberapa kekhawatiran dalam sistem transaksi yang mengandalkan kepercayaan pada pihak ketiga, seperti adanya kemungkinan transaksi yang reversible, serta biaya tambahan yang membatasi jumlah nominal uang transaksi[5].
Nakamoto percaya dengan sistem pembayaran berbasis bukti kriptografis, para pembeli dapat terlindungi dari kejahatan-kejahatan yang tidak diinginkan. Ini bisa terjadi jika sebagian besar aspek dalam sistem ini berjalan secara jujur[5].
Bagaimana Cara Kerja Bitcoin?
Sistem kerja Bitcoin sebenarnya sangat jauh berbeda dari sistem transaksi konvensional. Untuk menjelaskannya pun membutuhkan banyak istilah-istilah dalam IT dan pemrograman. Namun, penulis akan menjabarkannya dengan bahasa yang mudah sebisa mungkin.
Karena Bitcoin bekerja tanpa ada yang mengawasi, para pelaku transaksi tidak bisa mengandalkan kepercayaan dari siapapun. Namun, dengan model transaksi tanpa adanya regulasi ini, bagaimana orang bisa yakin bahwa seseorang yang bernama Andi memberikan uang sebesar 50 bitcoin kepada seseorang yang bernama Budi pada suatu waktu tertentu?
Jawaban dari pertanyaan ini terletak pada peran semua orang. Karena prinsip dari Bitcoin lebih mengandalkan proof daripada trust, maka agar transaksi antara Andi dan Budi tadi mendapat pengakuan, informasi tentang transaksi ini harus diketahui oleh semua orang. Ini ibarat sepasang mempelai mengucapkan janji pernikahan di depan banyak saksi.
Dengan kata lain, semua transaksi Bitcoin yang terjadi terekam oleh banyak pihak. Tentunya, transaksi antara Andi dan Budi masih dapat dilakukan tanpa adanya intervensi dari pihak-pihak tersebut.
Bagaimana Cara Kerja Mining Bitcoin?
Meskipun transaksi Bitcoin ini bisa terekam, tentu saja data ini tidak ada gunanya jika dapat hilang dalam sekejap. Dengan kata lain, siapa yang menyimpan data-data ini jika sistem transaksi Bitcoin memang tidak memiliki regulasi apapun?
Jika transaksi yang tersentralisasi menyimpan data transaksinya di bank, penyimpanan transaksi Bitcoin ini terdapat di komputer semua orang, atau lebih spesifiknya, penambang Bitcoin. Apa itu Bitcoin mining atau penambangan Bitcoin? Mengapa dinamakan penambang? Ceritanya cukup panjang.
Sejarah Transaksi
Setiap transaksi Bitcoin yang terjadi sebenarnya bisa membentuk suatu garis waktu layaknya sejarah. Tentu saja agar terdokumentasi harus ada seseorang yang menuliskannya. Namun, menuliskan sejarah transaksi Bitcoin memang tidak mudah.
Karena data transaksi Bitcoin tersebar di dunia, pastinya tidak menutup keinginan ada orang “nakal” yang ingin mengubah data transaksi demi keuntungannya sendiri. Walaupun tanpa regulasi, Bitcoin mampu menyelesaikan masalah ini dengan cara membuat dunia atau jaringan Bitcoin ini lebih “demokratis”.
Maksud dari demokratis di sini adalah dengan membandingkan semua dokumen transaksi yang semua orang miliki. Dengan asumsi bahwa data transaksi tidak berubah, maka data tersebut seharusnya identik dengan data transaksi lainnya yang juga tidak berubah.
Oleh karena itu, banyaknya data yang sama inilah yang menentukan validitas transaksi Bitcoin. Dengan model seperti ini, validitas transaksi tidak lagi ditentukan oleh trust, melainkan konsensus dari populasi, seperti halnya pemilihan kepala negara atau presiden.
Cara Kerja Bitcoin Mining
Pertanyaannya sekarang adalah, siapa yang mau menuliskan sejarah transaksi tadi? Terlepas dari banyaknya populasi dalam jaringan tersebut, pastinya tidak semua orang mau untuk berpartisipasi, apalagi jika mereka harus memeras pikiran tanpa adanya benefit yang nyata.
Oleh karena itu, sistem ini akan memberikan suatu reward bagi mereka yang mau berpartisipasi dalam menuliskan sejarah transaksi ini. Ini adalah alasan mengapa “penambang Bitcoin” menjadi sebutan untuk mereka. Kita akan membahas lebih lanjut terkait reward tersebut nanti.
Sekarang, bagaimana cara kerja mesin Bitcoin ini agar para penambang Bitcoin dapat menuliskan sejarah transaksi? Dalam bahasa IT mungkin cukup kompleks untuk menjawab pertanyaan tersebut, namun pada dasarnya para penambang tersebut tidak menulis sendiri.
Katakanlah bahwa penambang yang bernama Charlie menuliskan sejarah transaksi untuk tanggal 1 menggunakan selembar kertas. Ketika selesai menulis, dia akan mengumumkan kepada semua orang bahwa dia telah selesai mengerjakannya, dan kemudian membagikan salinannya kepada mereka. Sekarang, semua orang tahu bahwa Charlie sudah menulis sejarah transaksi pada tanggal tadi.
Kemudian keesokan harinya, penambang lain bernama Dedi juga menuliskan sejarah transaksi, namun untuk hari itu (tanggal 2). Secara otomatis tentu apa yang Dedi tulis harus sesuai dengan tulisan Charlie, atau tidak kontradiktif satu sama lain. Alhasil, tulisan Dedi dan Charlie nantinya akan menghasilkan suatu cerita yang runtun.
Dengan tulisan seperti ini, hampir tidak mungkin ada orang yang bisa memelintir data dalam sejarah transaksi sebelumnya. Jika ini terjadi, maka otomatis mereka harus kembali menuliskan sejarah untuk hari-hari setelahnya, dan tentunya akan memakan waktu yang lebih lama.
Berapa Lama Menambang Bitcoin?
Ketika penambang Bitcoin menulis sejarah transaksi, mereka tidak hanya mencatat data transaksi saja, namun juga ada suatu kode tertentu yang tertera di setiap lembaran-lembarannya. Aturannya, di dalam kode ini harus mengandung kode untuk lembaran sebelumnya. Dengan kata lain, jika kode di halaman pertama berubah, semua kode untuk halaman selanjutnya juga berubah.
Untuk memperoleh kode tersebut, penambang harus melakukan suatu perhitungan matematika yang sangat kompleks. Tentu saja mereka tidak melakukannya dengan tangan, melainkan menggunakan bantuan komputer.
Sebagai perbandingan, jika Anda menggunakan komputer untuk melakukan operasi aritmatika sederhana seperti “1+1”, atau bahkan “23135+14235231”, Anda dapat memperoleh jawabannya bahkan sebelum Anda selesai berkedip. Namun, karena kompleksnya perhitungan matematika untuk memperoleh kode tadi, komputer membutuhkan waktu yang cukup lama.

Ini adalah data yang mendeskripsikan berapa lama waktu yang diperlukan oleh penambang Bitcoin untuk menulis satu lembar data transaksi, termasuk kode yang tertera di dalamnya. Walaupun pada awal Bitcoin lahir terdapat perlambatan, penambangan Bitcoin memerlukan waktu yang relatif konsisten setelah tahun 2010, yakni 10 menit.
Reward Penambangan dan Filosofi Bitcoin sebagai Mata Uang
Hingga saat ini, ada satu pertanyaan yang mungkin menjadi suatu keheranan. Kita sejauh ini sudah membahas banyak tentang transaksi Bitcoin, namun kita belum membahas dari mana asal uang Bitcoin ini.
Reward Tambang Bitcoin
Pada dasarnya, ada dua cara untuk memperoleh Bitcoin, seperti:
- Membeli atau melakukan transaksi Bitcoin
- Menjadi penambang Bitcoin
Seperti yang Anda pikirkan, reward penambangan Bitcoin yang dimaksud tadi adalah sejumlah bitcoin. Jika Anda pernah bermain game MMORPG dan monster yang Anda kalahkan memberikan uang, prinsipnya sama seperti tambang Bitcoin, yaitu uang yang muncul secara cuma-cuma atau muncul ke eksistensi begitu saja.
Mungkin Anda terheran-heran dengan sistem seperti ini, karena jika bank menciptakan uang terus-menerus, bukankah itu hanya menyebabkan inflasi karena uang menjadi tidak berharga? Sistem Bitcoin mengantisipasi masalah ini sehingga setiap empat tahun, penambang akan menerima reward 50 persen lebih rendah dari reward sebelumnya[7].
Dengan kata lain, Bitcoin dirancang agar tidak bersifat “infinite“. Pada tahun 2140 para penambang tidak lagi memperoleh reward, namun mereka masih dapat memperolehnya dari cara lain, seperti menerapkan fee untuk setiap data transaksi yang mereka tulis[8].
Definisi Uang
Seperti yang Anda ketahui, reward yang para penambang Bitcoin peroleh ada suatu cryptocurrency, atau bukan uang asli yang bisa digunakan untuk keperluan sehari-hari. Sekarang, jika misalkan Anda memiliki sejumlah Bitcoin dari hasil kerja keras Anda sebagai penambang, apakah reward tersebut bisa Anda gunakan untuk transaksi di dunia nyata, seperti membeli makanan di warung?
Untuk menjawab itu, kita harus membahas terlebih dahulu apa itu uang. Dari imf.org, uang bisa merupakan apapun yang memiliki kriteria seperti[9]:
- Memiliki nilai
- Satuan harga
- Alat tukar
Dalam kehidupan sehari-hari, Anda menjumpai wujud nyata dari uang ini sebagai suatu kertas yang tercantum suatu angka, menandakan nilai dari uang tersebut. Sekarang, Anda bisa memikirkan, jika Anda sebagai seorang penjual buah. Mengapa Anda mau menukar barang yang Anda jual yang jelas memiliki kegunaan dengan selembar kertas tadi yang tidak bisa Anda makan, minum, bahkan Anda tidak bisa banyak mencatat apapun di dalamnya?
Tentu saja kekuatan selembar kertas ini terletak pada kesepakatan antara Anda dengan pelanggan. Sebagai bagian dari suatu peradaban atau negara, kita sepakat bahwa kita tidak perlu menukar barang yang berguna dengan barang lain yang juga berguna jika kita menganggap selembar kertas itu berguna atau memiliki nilai.
Ini juga berlaku untuk barang lain. Anda bisa saja membeli kertas, lalu menuliskan nilainya, dan kemudian menukarkannya layaknya seperti uang dengan iPhone. Namun, tentu saja jika penjual tidak membutuhkan “uang” Anda, transaksi antara Anda dengan penjual menjadi tidak sah karena “uang” Anda tidak memiliki nilai di mata penjual.
Lalu, Apa Guna Bitcoin?
Seperti halnya Bitcoin yang kita bahas ini, agar dapat berfungsi layaknya sebagai alat transaksi, Bitcoin harus memiliki nilai. Tak peduli sebanyak apa Bitcoin yang Anda miliki, entitas tersebut tetap tidak ada nilainya jika tidak ada orang yang mengakui Bitcoin sebagai alat transaksi.
Namun berita baiknya, jika ada sekelompok penjual yang berminat mengakui Bitcoin sebagai alat transaksi, Anda akan membutuhkan entitas ini jika berminat untuk membeli barang dagangannya. Karena Anda membutuhkannya, nilai dari Bitcoin akan bertambah. Intinya, perlu adanya partisipasi dari para pengusaha agar Bitcoin ini bisa menjadi alat tukar.
Tentu jika Anda adalah seseorang yang baru berkecimpung di dunia Bitcoin, sudah sewajarnya jika Anda tidak memiliki bitcoin sama sekali. Namun, Anda tidak perlu menjadi penambang Bitcoin untuk memperolehnya, karena Anda bisa membelinya.
Apakah Bitcoin bisa diuangkan? Tentu saja bisa selama Bitcoin ini memiliki nilai dan tidak ada larangan dari pemerintah setempat untuk menggunakannya. Saat ini, Anda bisa membeli Bitcoin melalui berbagai penjual atau broker, seperti Paypal atau bahkan situs Bitcoin sendiri menyediakan pembelian Bitcoin dengan uang asli[10][11].
Cara Kerja Investasi Bitcoin serta Kritik
Semua entitas termasuk Bitcoin dapat memiliki nilai jual jika banyak orang yang membutuhkannya. Semakin banyak yang membutuhkannya, maka nilai jualnya akan semakin besar pula.

Melihat peningkatkan harga Bitcoin ini pada tahun 2020-2021, pastinya para investor akan melihat ini sebagai peluang. Jika Anda tertarik, sebenarnya Anda bisa membeli sejumlah Bitcoin dengan uang asli ketika harganya sedang turun, lalu menjualnya ketika sedang melambung tinggi.
Misal, pada tahun 2020 dan kemudian menjualnya pada tahun 2021. Dengan ini, kamu telah melakukan investasi Bitcoin, dan tanpa disangka Anda akan memperoleh keuntungan yang sangat besar hanya dengan membeli entitas ini dan kemudian menjualnya.
Namun, praktik investasi Bitcoin sebenarnya cukup menuai banyak kritik. Warren Buffet, salah seorang pengusaha dan investor terkemuka di Amerika Serikat memberikan kritik yang cukup keras terhadap Bitcoin. Beliau mengatakan bahwa Bitcoin sama sekali tidak memiliki nilai yang unik, dan tidak memiliki aset apapun[13].
Seorang investor lain Amerika Serikat, Charlie Munger memberikan kritik yang lebih keras lagi terhadap Bitcoin. Beliau mengkritik bahwa trading cryptocurrency itu seperti trading kotoran[13].
Walaupun demikian, tidak semua pengusaha memiliki pandangan yang buruk terhadap Bitcoin. Elon Musk, misal, memiliki optimisme bahwa cryptocurrency seperti Bitcoin dapat memiliki dampak yang baik terhadap uang[14].
Diskusi
Lahirnya konsep cryptocurrency ini sebenarnya cukup identik dengan revolusi Prancis di akhir abad ke-18. Kala itu, rakyat Prancis menganggap raja Louis XVI kurang mampu untuk mengatasi krisis yang terjadi di negara mereka.
Ditambah dengan “demokrasi” yang dianggap tidak adil, rakyat Prancis akhirnya berani memberontak kepada raja. Setelah raja Louis XVI turun tahta, Prancis berubah dari sistem pemerintahan monarki menjadi demokrasi.
Satoshi Nakamoto, di sisi lain sebenarnya juga mencoba untuk merevolusi sistem keuangan yang awalnya tersentralisasi menjadi terdesentralisasi lewat cryptocurrency. Beliau menganggap bahwa tanpa adanya campur tangan pihak ketiga dapat mengurangi hambatan ketika melakukan transaksi elektronik.
Sama halnya seperti konsep liberalisme dari revolusi Prancis, konsep cryptocurrency sebenarnya juga mendorong transaksi yang lebih “liberal”. Tidak perlu adanya campur tangan pihak ketiga dalam transaksi, dan pastinya dengan adanya anonimitas para pelaku transaksi dapat menjadi lebih bebas tanpa harus khawatir ditangkap polisi karena melakukan transaksi yang dianggap ilegal.
Dengan data transaksi yang bersifat komunal, tentunya para pelaku transaksi tidak perlu mempercayai semua orang, baik lawan transaksi maupun penambang. Sebab, kebenaran suatu transaksi ditentukan oleh konsensus atau “suara terbanyak”.
Bandingkan dengan sistem yang tersentralisasi. Anda harus mengandalkan trust kepada bank pusat yang sebenarnya memiliki kemungkinan fraud di dalam sistemnya yang justru dapat merugikan nasabah yang sudah menaruh kepercayaan terhadap bank tersebut.
Tentu saja jika Anda memilih untuk bertransaksi menggunakan Bitcoin, Anda harus berhati-hati terhadap bahaya Bitcoin jika tidak ada yang bertanggungjawab selain Anda jika sesuatu yang tidak diinginkan terjadi. Ini karena pada dasarnya, regulasi itu ada demi kenyamanan semua pelaku transaksi.
Penutup
Untuk menyimpulkan semuanya, cara kerja Bitcoin sebenarnya berprinsip pada transparansi dari transaksi, yakni semua orang dapat mengetahui transaksi yang Anda lakukan. Sistem Bitcoin ini adalah sistem yang terdesentralisasi, atau tidak adanya regulasi dari bank manapun, sehingga semua orang yang bertransaksi menggunakannya memiliki tanggungjawab penuh kepada mereka sendiri.