Prev : Pengukuran : Kalibrasi
Pada artikel sebelumnya tentang kalibrasi, di akhir artikel kita telah menyinggung bahwa semua hukum fisika baik pemuaian, peluruhan, atau reaksi antar atom dapat bekerja walaupun pengukuran yang kita lakukan tidak berkaitan dengan ketiga hal tersebut. Salah satu hukum fisika yang paling sering terjadi adalah pemuaian, yaitu dimana ukuran suatu objek baik alat ukur maupun objek yang diukur dapat berubah apabila ada perbedaan suhu objek yang dapat dipengaruhi oleh suhu lingkungan atau ruang.
Kali ini kita akan kembali menggunakan mistar dengan resolusi 0.05 cm untuk mengukur tinggi air raksa yang diwarnai abu-abu dalam suatu wadah yang berdiameter cukup kecil dan terletak di sebelah kanan mistar, seperti pada gambar di bawah ini.

Dari hasil pengukuran di atas kita ketahui bahwa tinggi air raksa adalah 2.9 ± 0.025 cm. Terkadang kita perlu melakukan pengukuran ulang terhadap ketinggian air raksa untuk mengkonfirmasi bahwa hasil yang kita peroleh sebelumnya tepat, tanpa ada niat untuk mengubah besaran apapun. Namun, terkadang pula setelah diukur ulang, ketinggian air raksa menjadi berbeda, seperti pada gambar berikut.

Dengan kata lain, hasil pengukuran menunjukkan angka yang berbeda, yakni 2.95 ± 0.025 cm. Lebih lanjut, apabila kita ukur ulang sebanyak lima kali, kita akan peroleh data sebagai berikut.
Pengukuran ke- | Hasil pengukuran (cm) |
1 | 2.9 ± 0.025 |
2 | 2.95 ± 0.025 |
3 | 2.9 ± 0.025 |
4 | 3 ± 0.025 |
5 | 2.95 ± 0.025 |
Dengan kata lain, terkadang pengukuran berulang yang kita lakukan tidak menghasilkan nilai yang sama. Tidak ada alasan yang pasti mengapa ini terjadi, karena alasan tersebut perlu kita cari sendiri, dengan mengetahui pengukuran apa yang kita lakukan. Sebagai contoh, disini kita mengukur ketinggian air raksa yang lebih mudah memuai daripada air biasa, sehingga perbedaan suhu ruangan sedikitpun dapat mengubah hasil pengukuran. Oleh karena itu, fluktuasi atau ketidakstabilan suhu ruangan juga dapat menjadi faktor kesalahan. Tentu saja ini bukan satu-satunya alasan. Kita bisa mengetahui alasan lain apabila kita benar-benar mengetahui apa yang kita lakukan sehingga kita dapat benahi sendiri. Intinya, data seperti yang disajikan oleh Tabel 1 adalah data yang umumnya kita temui ketika kita melakukan suatu pengukuran atau eksperimen, karena keadaan lingkungan yang selalu berfluktuasi.
Tentu saja dengan data seperti ini kita tidak dapat mengetahui nilai mana yang benar. Kita akan berbicara mengenai cara mengolah data seperti pada Tabel 1 sehingga data tersebut dapat diolah menjadi suatu informasi yang berguna pada artikel selanjutnya.