Surat Menyurat, Masih Jaman?

Hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun, komunikasi antar manusia semakin mudah dan cepat. Kini, manusia dapat berkomunikasi melalui apapun. Dan saat ini, setiap orang, dari yang muda sampai yang tua, dapat berkomunikasi dengan mudah tanpa harus membuat beberapa paragraf dan tepat waktu.

Jika kiita melihat ke belakang, terutama pada zaman peperangan, mereka berkomunikasi melalui ajudannya masing-masing. Sang ajudan mengantarkan berita dan kemudian kembali lagi kepada tuannya sehingga memakan waktu sangat lama hanya untuk menyampaikan sesuatu yang mungkin singkat. Lalu kemudian, manusia menggunakan burung merpati sebagai pembawa pesan. Dibandingkan dengan ajudan, burung merpati lebih cepat sehingga lebih menghemat tenaga karena burung merpati dapat terbang bebas tanpa lintasan yang berliku-liku. Tetapi, risikonya adalah burung tersebut harus benar-benar terlatih agar tidak salah alamat.

Waktu demi waktu, makin banyak penemuan hasil pemikiran manusia. John Logie Baird, Alexander Graham Bell, Guglielmo Marconi, mereka merupakan salah satu tokoh yang berperan penting dalam perkembangan komunikasi.  Dengan alat-alat yang mereka ciptakan, manusia sudah tidak perlu lagi menguras tenaga untuk berkomunikasi, karena sudah memanfaatkan gelombang elektromagnetik (GEM)  untuk berkomunikasi.

Gelombang elektromagnetik tersebut kemudian dikembangkan menjadi suatu alat komunikasi yang semakin mudah, yaitu telepon genggam atau bisa disebut dengan ponsel. Dengan adanya ponsel, manusia dapat berkomunikasi jarak jauh di mana saja tanpa harus di dalam rumah. Selain dapat berkomunikasi jarak jauh di luar ruangan, ponsil juga dilengkapi fitur yang dinamakan Short Message Service (SMS). Dengan kata lain, SMS adalah perantara komunikasi secara tertulis.

Namun, ada lagi alat komunikasi yang memanfaatkan GEM, yaitu internet. Sekitar tahun 2000, internet sangatlah langka, karena provider yang sangat terbatas. Tetapi 10 tahun kemudian, internet sudah menjadi “makanan” sehari-hari  bagi manusia.

Mengenai perkembangan komunikasi di Indonesia, coba kita sedikit flashback ke sekitar 40 tahun yang lalu. Hampir di setiap rumah penduduk, terdapat kotak yang berfungsi sebagai menampung surat atau yang disebut kotak pos di sekitar depan rumah. Orang yang ingin menyampaikan surat pergi ke kantor pos, kemudian petugas pos menyampaikan surat dengan cara menaruh surat di dalam kotak pos apabila di rumah itu terdapat kotak pos.  Mereka berkomunikasi melalui surat menyurat karena masih terbatasnya layanan telepon sehingga masih jarang ditemukannya telepon di rumah-rumah penduduk. Bahkan, beberapa pemuda pada masa itu menyatakan perasaannya kepada lawan jenis yang ia kagumi melalui surat. Itu berarti, keberadaan kantor pos di masa itu sangat penting sebagai sarana komunikasi.

Tetapi sekarang, eksistensi kantor pos sudah hampir hilang, seiring berjalannya waktu dan canggihnya teknologi. Sudah sedikit sekali orang yang memanfaatkan kantor pos sebagai sarana komunikasi. Mungkin hanya sebagian orang muda pada zaman 40 tahun yang lalu itu yang masih memanfaatkannya, itu pun sangat  sulit ditemukan. Apa yang akan terjadi terhadap eksistensi kantor  pos 30 tahun kemudian dari sekarang? Apakah masih ada orang yang memanfaatkan kantor pos nantinya?

Keadaan eksistensi kantor pos sekarang mengingatkan saya kepada suatu lagu yang dinyanyikan oleh band era 1990-an bernama Queen yang berjudul Radio Gaga. Di lagu tersebut diceritakan tentang eksistensi radio yang ter-eliminasi oleh televisi. Terdapat lirik “Radio, what’s new? Someone still loves you.” di lagu itu. Lirik tersebut menyatakan bahwa meskipun eksistensi radio semakin lama semakin rapuh, tetap masih ada yang menikmati radio. Apakah bernasib sama dengan radio? Atau lebih parah?

Mengherankan juga apabila bertanya tentang eksistensi kantor pos di masa depan, mungkin surat-menyurat masih bisa dimanfaatkan untuk melamar kerja, tetapi tidak semua perusahaan memerlukan surat untuk melamar, ada juga yang menggunakan SMS untuk melamar. Kita tunggu saja perkembangan komunikasi di masa yang akan datang.

1 komentar pada “Surat Menyurat, Masih Jaman?”

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s