Lomba Mading 3D di UNJ

Tanggal 16 Oktober 2011, dimana hari itu adalah hari mulainya lomba mading 3d di UNJ. Gua bangun jam setengah 5, dan berangkat jam setengah 6. Gua berangkat sama bokap gua, berhubung susahnya membawa mading yang akan dibawa ke Jakarta. Sesampainya di sekolah, gua ketemu sama temen-temen seperjuangan gua, yaitu Lazuardi, Gilang, sama Ratih. Gua ga nemuin Bona disana dan menurut Lazuardi, Bona langsung kesana naik kereta.

Ternyata, mobil gua ga muat buat ditaro mading hasil kreasi temen-temen gua. Alhasil, terpaksa madingnya dibongkar dan akan disusun kembali di sana. Setelah beres memasukkan kerangka mading ke mobil, kita pun langsung berangkat untuk menghindari macet.

Pada sekitar jam setengah 8, kita sampai di UNJ dan langsung menyusun mading tersebut kembali. Ternyata, pas gua liat mading-mading karya sekolah lain, gua menominasi mading sekolah gua sendiri sebagai mading paling sederhana dan paling “gaje”, karena ternyata si Bona ilang entah kemana, padahal mobil buat mading ada di dia. Ga tau maksud dia apa ngebawa mobil tersebut, yang jelas gara-gara itu kita semakin kewalahan

Akhirnya, mau ga mau kita harus bikin mobil lagi. Bayangin aja, waktu kita udah tinggal 2 jam lagi sebelum penilaian, dan kita harus membuat mobil kembali. Awalnya kita mau bikin mobil yang sama seperti yang dibawa Bona, tapi pasti waktunya ga cukup dan pasti ga maksimal. Akhirnya, sebuah ide datang terlambat. Kita akhirnya bikin mobil yang sederhana dengan menggunakan bahan yang ada seperti stik buat es krim dan 4 tutup botol aqua, dan akhirnya mobil-mobilan sederhana kita jadi. Setelah jadi, kita beristirahat sejenak dan jajan sambil menunggu juri datang.

Beberapa lama kemudian akhirnya juri datang menilai mading kita. Kemudian Lazuardi langsung mempresentasikan mading itu dan ditanya-tanyain sama juri itu yang mungkin adalah dosen dari UNJ. Setelah selesai presentasi, kita pun selesai dan hanya menunggu para pengunjung agar memberi suara terhadap karya kita. Walaupun dengan karya yang sederhana seperti ini ga nutup kemungkinan kita jadi minimal juara terfavorit, karena kita masih punya peluang tanggal 22 Oktober untuk dipajang kembali dan dinilai oleh anak-anak peserta MTC, jadi kita masih bisa memodifikasi madingnya.

Gua liat mading-mading karya sekolah lain, mereka menggunakan bahan-bahan yang “ribet”. Ada pula yang menggunakan ide-ide yang bagus, seperti teori apungnya Archimedes. Jadi mading itu berisi sebuah masjid yang terapung. Ada pula yang bikin latar yang muter dan ada 4 bagian, jadi 1 mading bisa memuat lebih dari 4 bab.

Walaupun ada yang lebih bagus dari kita, kita harus tetep bangga sama karya sendiri karena kita bikinnya ga gampang, terlebih kita bikinnya mendadak. Lagipula, kita masih ada waktu sebelum tanggal 22 Oktober untuk tampil kembali dan dinilai oleh peserta MTC. Kita harus gunakan waktu seoptimal mungkin agar mading kita bisa maksimal! Semangat!!! Terutama buat peserta mading 3d dan beberapa orang yang mau membantu kita dengan sukarela 🙂